Jenazah TKI Asal Banyuwangi Tiba di Tanah Air, Keluarga Masih Menyimpan Tanda Tanya atas Kematian di Kamboja

  


Banyuwangi, inews.web.id – Rizal Sampurna, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi yang meninggal dunia saat bekerja di Kamboja, akhirnya dipulangkan ke kampung halamannya. Kedatangan jenazah Rizal disambut haru oleh keluarga di rumah duka, Senin (12/5/2025). Bersamaan dengan pemulangan tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga menyerahkan sejumlah santunan dan dokumen milik almarhum yang diperoleh dari perusahaan tempat Rizal bekerja.

Menurut keterangan dari Arif Fadilah, staf Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemlu yang turut mengantar jenazah, penyebab kematian Rizal sebagaimana tercantum dalam surat kematian resmi adalah akibat serangan jantung.

“Dalam dokumen yang kami terima dari KBRI Phnom Penh, disebutkan penyebab meninggalnya Mas Rizal adalah penyakit jantung,” jelas Arif saat memberikan keterangan kepada awak media.

Meski begitu, pihak keluarga menyatakan bahwa Rizal tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Namun mereka memilih pasrah dan tidak menuntut dilakukan autopsi ulang.

“Kami memang merasa ada yang janggal, karena Mas Rizal selama ini sehat-sehat saja. Tapi kami ikhlas, yang penting beliau sudah bisa kembali ke rumah meski dalam kondisi tidak bernyawa,” tutur Saputri, sepupu Rizal, sambil menahan tangis.

Rizal diketahui berangkat ke Kamboja melalui jalur tidak resmi, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ia direkrut oleh agen ilegal dan diberangkatkan bersama sekitar 20 WNI lainnya. Berdasarkan keterangan yang berkembang, Rizal bekerja di sektor perjudian online sebagai scammer. Baru dua minggu bekerja, ia dilaporkan meninggal karena sesak napas yang kemudian dikaitkan dengan serangan jantung.

Pihak Kementerian Luar Negeri melalui KBRI Phnom Penh langsung mengambil langkah diplomatik setelah menerima laporan tentang hilangnya Rizal. Setelah melalui proses penelusuran dan negosiasi, perusahaan tempat Rizal bekerja akhirnya bersedia menanggung seluruh biaya pemulangan jenazah, senilai USD 7.800 atau lebih dari Rp 128 juta.

“KBRI juga mengirimkan nota diplomatik kepada otoritas Kamboja agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh. Perusahaan akhirnya mau bertanggung jawab atas semua biaya yang dikeluarkan,” lanjut Arif.

Meski begitu, hingga kini identitas perusahaan tempat Rizal bekerja belum dibuka ke publik secara rinci. Arif mengaku tidak mengetahui nama perusahaannya secara pasti, dan menyarankan informasi lebih lanjut bisa diperoleh langsung dari KBRI di Kamboja.

Peristiwa ini memantik reaksi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yang sebelumnya turut berkontribusi dalam proses pemulangan jenazah. Tragedi ini juga kembali menyoroti maraknya perekrutan pekerja migran melalui jalur ilegal yang seringkali menempatkan mereka pada kondisi kerja yang berbahaya dan tidak manusiawi.

Pemerintah daerah dan pusat pun diharapkan segera memperketat pengawasan dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur bujuk rayu agen-agen ilegal. (Red.R)

0 Comments